Ratusanwarga datang silih berganti memadati Vihara Avalokitesvara di Jalan Pane, Pematangsiantar pada Selasa (5/9). Mereka menggelar sembahyang untuk para Tidakada situs web yang tercantum untuk Vihara Avalokitesvara (Kwan Im) Siantar, tapi Anda bisa menemukan Vihara Avalokitesvara (Kwan Im) Siantar di Foursquare. Perusahaan Sejenis Terdekat. Vihara Avalokitesvara (Kwan Im) Siantar Jl pane Kota Medan, Sumatera Utara. Masjid Al Yasamin. Patungini berlokasi di Pusat Kota Pematang Siantar, tepatnya di Vihara Avalokitesvara. Vihara ini ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah untuk berwisata Religi karena memang Vihara ini tempat beribadahnya Umat Tionghoa. Walaupun begitu, pemeluk agama lain boleh datang dan melihat kemegahan dari patung Dewi Kwan Im tersebut. Patung ini Asalusul dibangunnya Vihara Avalokitesvara Siantar berkaitan dengan sejarahnya yang bermula dari tahun 2005. Sebagai daerah toleran yang diakui oleh Indonesia dan didukung pula dari sisi heterogen masyarakat sekitar, tidaklah terlalu sulit mengantongi izin pendirian bangunan apabila dibandingkan dengan negara lainnya di seputaran Asia Tenggara. Dilokasi Vihara Avalokitesvara, selain dapat melihat dan berfoto dengan latar belakang Patung Dewi Kwan Im, para wisatawan juga dapat menikmati beberapa sajian wisata lainnya, seperti: kolam ikan hias, jejeran Patung Shio, deretan Patung Catur Mahadewa-Raja, dll. Nah, untuk mengabadikan sejarah BSA di Kota Siantar, Pemerintah Kota Siantar PematangSiantar adalah kota kedua terbesar Sumatera utara. Ditengah perjalanan singgah di toko Paten yang menjual makanan khas yang terbuat dari kacang yaitu Tang-tang. Ting-ting, Tong-tong. Dan mengunjungi vihara Avalokitesvara dengan patung Dewi kwan im tertinggi di Asia tenggara. Setibanya di Parapat menuju hotel dan Check in. Free program. ViharaAvalokitesvara, Saksi Kedamaian Parung Panjang. Parung Panjang, Bogor (26/03/2017) - Indonesia yang sering dijuluki sebagai " The Golden Islands" oleh dunia internasional menyimpan keragaman budaya yang tak ternilai harganya. Kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di bumi Indonesia berasal dari adat istiadat yang dijaga kelestariannya. Takjauh dari lapangan Adam Malik, tepatnya di samping Gereja GKPS Pematang Siantar, terdapat Museum Simalungun. Selain itu, ada juga kawasan wisata rohani seperti Vihara Avalokitesvara. Vihara ini sangat terkenal karena memiliki koleksi patung yang benar-benar oriental. Vihara Avalokitesvara juga sering disebut sebagai Vihara Dewi Welas Asih. D3M7. gambar Vihara Avalokitesvara Sejarah Singkat Vihara Avalokitesvara Banten – Vihara Avalokitesvara merupakan salah satu bangunan bersejarah di Indonesia, yang berlokasi di Jalan Tubagus Raya Banten, Kp. Pamarican, Desa Banten, Kec. Kasemen, Kota serang, Banten. Sejarah Singkat Vihara Avalokitesvara Banten, Fungsi dan KegunaannyaKegunaan Vihara Avalokitesvara Banten1. Pembangunan Vihara2. Sumur Cing Sen Sejarah Singkat Vihara Avalokitesvara Banten, Fungsi dan Kegunaannya Banyak hal menarik mengenai Vihara Banten ini, terutama karena ini merupakan Vihara tertua di Banten. Selain itu, bangunan bersejarah ini juga menjadi bukti sikap toleransi antara umat beragama di masa lalu. Baca Juga Sejarah Singkat Benteng speelwijkAdanya Vihara Avalokitesvara ini juga erat kaitannya dengan Sunan Kalijaga. Karena, beliau lah yang menginisiasi pembangunan Vihara ini. Mau tahu lebih lanjut? Berikut kami jelaskan lebih lanjut mengenai Vihara Avalokitesvara. gambar Vihara Avalokitesvara Vihara Avalokitesvara merupakan tempat ibadah yang unik karena melayani 3 kepercayaan sekaligus, yaitu Kong Hu Cu, Taoisme, dan Buddha. Karena alasan itu juga lah Vihara ini dikenal sebagai Klenteng Tri Dharma. Konsep Tri Dharma tersebut juga bisa dilihat dari pernak-pernik di dalam Vihara yang mencerminkan ketiga kepercayaan yang saya sebutkan di atas. Namun, Vihara tersebut juga sempat digunakan sebagai tempat perlindungan para warga saat terjadi bencana alam di masa lalu. Selain itu, sekarang Vihara ini telah menjadi salah satu destinasi wisata menarik yang harus coba kamu kunjungi. 1. Pembangunan Vihara bangunan Vihara Avalokitesvara Tahun berdiri Vihara ini adalah sekitar abad ke 16. Pada saat itu, Banten merupakan wilayah pelabuhan yang ramai pedagang. Banyak pedagang dari berbagai tempat singgah di Banten untuk melakukan transit sebelum berlayar ke wilayah lain di Nusantara. Salah satu rombongan pedagang yang berlabuh adalah para pedagang dari China. Rombongan ini dipimpin oleh Putri Ong Tien yang merupakan keturunan dari Kaisar Tiongkok dan saat itu hendak ke Surabaya. Namun, melihat Banten sangat ramai akan aktivitas Perdagangan, mereka memutuskan untuk singgah lebih lama. Setelah tinggal lama di Banten, Sang Putri pun Akhirnya berkenalan dengan Sunan Kalijaga, dan lambat laun akhirnya hubungan mereka semakin dekat. Sampai pada akhirnya Putri Ong Tien bersedia masuk Islam dan akhirnya menikah dengan Sunan Kalijaga. Baca juga Masa Kemunduran Kerajaan Banten Setelah itu, banyak pengikut Putri yang memutuskan untuk memeluk agama Islam juga, meskipun tidak sedikit yang masih memegang kepercayaan lamanya. Akhirnya, Sunan Kalijaga pun membangun Vihara di dekat masjid Agung, meskipun pada akhirnya di pindahkan ke kawasan Pamarican pada tahun 1774. 2. Sumur Cing Sen gambar sumur Cing Sen Salah satu hal yang menarik adalah adanya sumur di Vihara Banten, yang usianya sama dengan Vihara tersebut atau bisa jadi lebih tua. Sumur tersebut terletak di sebelah barat, dan kedalamannya mencapai 5 meter. Hal yang menarik dari sumur tersebut adalah airnya yang belum pernah kering sampai sekarang. Baca Juga Sejarah Singkat Keraton Surosowan Air dari sumur ini konon memiliki berbagai khasiat, seperti menyembuhkan penyakit, membuat awet muda, dan yang lainnya. Karena itulah, tidak sedikit orang yang mengunjungi sumur ini, baik untuk meminum airnya, membawa pulang airnya, dan yang lainnya. 3. Tempat berlindung dari bencana alam Vihara Avalokitesvara Selain digunakan sebagai tempat ibadah bagi 3 kepercayaan berbeda, Vihara Avalokitesvara juga pernah digunakan sebagai tempat berlindung dari bencana alam di masa lalu. Bencana alam tersebut merupakan meletusnya gunung Krakatau pada tahun 1883, yang juga mengakibatkan munculnya gelombang tsunami. Pada saat itu, banyak warga yang menggunakan Vihara tersebut sebagai tempat berlindung, dan akhirnya nyawa mereka terselamatkan. Bangunan yang megah, kokoh, serta luas tersebut merupakan tempat berlindung yang sempurna dari deburan awan panas pasca meletusnya gunung Krakatau. Baca Juga Sejarah Singkat Keraton Kaibon Laporan Wartawan Kuswanto Ferdian PAMEKASAN - Vihara Avalokitesvara Pamekasan Madura merupakan salah satu situs peninggalan peradaban manusia masa lampau yang sangat menarik. Menurut Ketua Vihara Avalokitesvara, Kosala Mahinda, Vihara ini merupakan TITD Tempat Ibadah Tri Darma Kwan Im Kiong yang terletak di pantai Talang Siring Kampung atau Dusun Candi, Desa Polagan, Kecamatan Galis, kurang lebih 17 km sebelah timur kota Pamekasan Madura. "Bagi kalangan warga Tionghoa, Kelenteng Kwan Im Kiong sebutan lain untuk Vihara Avalokitesvara, mempunyai keunikan tersendiri," katanya, Selasa 5/2/2019. Selain itu Vihara Avalokitesvara merupakan Tempat ibadah umat Tri Darma terbesar di Madura, sejumlah warga Tionghoa mengaku tertarik karena Vihara Avalokitesvara mempunyai sejarah yang panjang. Ada semacam legenda atau cerita lisan yang telah berlangsung turun-temurun, yang menyatakan bahwa ini termasuk sisa-sisa peninggalan budaya jaman Majapahit. "Pada awal abad ke-14 terdapat sebuah Kerajaan Jamburingin di daerah Proppo sebelah barat Pamekasan, yang menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit. Raja-raja Jamburingin yang masih keturunan Majapahit itu mempunyai rencana membangun candi untuk tempat beribadah, tepatnya di kampung Gayam, kurang lebih dua kilometer ke arah timur Kraton Jamburingin, dan mendatangkan perlengkapannya lewat Pantai Talang Siring dari Kerajaan Majapahit," jelas Kosala. Dahulu Pantai Talang dijadikan tempat berlabuh perahu-perahu dari seluruh penjuru Nusantara karena karena pantainya yang landai dan bagus pemandangannya. Terlebih bagi armada Kerajaan Majapahit untuk menyuplai bahan-bahan keperluan keamanan ataupun spiritual di wilayah Pamekasan. Di antaranya, pengiriman patung-patung dan perlengkapan ibadah. Namun, setelah tiba di pelabuhan Talang, kiriman patung-patung dari Majapahit ke Kraton Jamburingin sama sekali tidak terangkat setelah tiba di Pelabuhan Talang. "Penduduk pada waktu itu hanya bisa mengangkat beberapa ratus meter saja dari pantai. Akhirnya, penguasa Kraton Jamburingin memutuskan untuk membangun candi di sekitar pantai Talang," terangnya. Tempat Candi yang tidak terwujud itu, sekarang dikenal dengan Desa Candi Burung, merupakan salah satu desa di Kecamatan Poppo yang lokasinya berdekatan dengan Desa Jamburingin. Burung dalam bahasa Madura berarti gagal tidak jadi. Rencana pembangunan candi di Pantai Talang pun tidak terlaksana seiring perkembangan kejayaan Kerajaan Majapahit yang mulai pudar serta penyebaran agama Islam mulai masuk dan mendapat sambutan yang sangat baik di Pulau Madura, termasuk daerah Pamekasan. "Akhirnya, patung-patung kiriman dari Majapahit pun dilupakan orang, lenyap terbenam dalam tanah," ujarnya. Lokasi Jalan Teja Pamekasan, Montok, Larangan, Kecamatan Polagan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur 69382 Indonesia MAP KlikDisini HTM Free Buka/Tutup Setiap hari WIB Telepon 0324 326426 foto by Madura tidak hanya memiliki pesona alam yang luar biasa, tapi juga aset budaya yang dapat menambah pengetahuan kita. Berlibur tidak melulu ke pantai, pegunungan atau wahana bermain, tapi kita juga bisa berkunjung ke vihara bodhisattva lama ini atau vipassana graha. Anda bisa berkunjung ke vihara lain di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Surabaya, Semarang, Serang, Bandung, Medan, Sumatera Utara, Bogor, Banten, Lombok, Mataram, Pangkalpinang, Tangerang, Tasikmalaya, Sukabumi, Jambi, Jatinegara, Tanjungpinang, Ungaran, Daan Mogot dan Pematang. Sejarah Vihara Avalokitesvara foto by Madura memiliki tiga kelenteng dan Vihara Avalokitesvara adalah salah satunya. Dahulu, vihara ini merupakan suatu bangunan bercungkup dengan atap daun kelapa yang berdiri sekitar tahun 1900-an. Awalnya, bangunan ini berfungsi untuk menyimpan patung-patung dari Majapahit. Pada tahun 1400 M, keraton Jamburingin berniat untuk membuat candi sebagai tempat berubadah. Saat itu, Majapahit adalah penguasa wilayah Jamburingin sehingga membantu pembangunan candi dengan memberikan arca atau patung pemujaan ke Pamekasan. foto by Patung tersebut dikirim menggunakan kapal laut melalui pelabuhan Talang berjarak sekitar 35 km dari Jamburingin. Sayangnya, pengiriman ini gagal dilakukan karena angkutan rusak. Hal ini membuat penguasa kraton Jamburingin membangun candi di kawasan pelabuhan Talang. Agama juga mulai tersebar di Pamekasan dalam waktu bersamaan. Sambutan baik diberikan oleh masyarakat sekitar, akhirnya pembangunan candi pun tak terlaksana juga. Patung-patung yang sempat dikirimkan kemudian terbengkalai begitu saja, akhirnya hilang tertimbun tanah. Setelah itu pada awal tahun 1800-an, tidak sengaja patung-patung tersebut ditemukan oleh petani ketika sedang menggarap lahannya. Kemudian Bupati Pamekasan ditugaskan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk memindahkan patung tersebut ke Kadipaten Pamekasan. foto by Namun, upaya tersebut gagal lagi dan belum diketahui alasannya. Akhirnya, patung tersebut masih berada di tempat yang semula. Sekitar tahun 1900, sebuah keluarga keturunan Tionghoa membeli tanah di mana patung-patung itu tersimpan. Setelah dilakukan bersih-bersih, baru diketahui bahwa terdapat patung-patung Budha versi Majapahit dengan aliran Mahayana yang dianut oleh banyak masyarakat di dataran Cina. Setelah itu, patung-patung tersebut dikumpulkan di sebuah bangunan bercungkup yang sekarang dikenal sebagai Vihara Avalokitesvara. Ketahui juga cerita mengenai cabe, tragedi terbakar, dewi, dadap, bintan, gunung, kalong, tamansari, tebing, ratu, enim, sampit, dan Pamekasan city. foto by Terdapat salah satu patung dengan ukuran besar yang ternyata adalah patung Avalokitesvara Bodhisatva atau yang bernama Kwan Im Po Sat dalam versi Majapahit. Ukuran patung ini adalah 155 cm, tebal bawah 59 cm dan tebal tengah 36 cm. Daya Tarik Vihara Avalokitesvara Tempat wisata yang satu ini berbeda dengan tempat wisata lain di Madura. Selain uniknya bangunan vihara, tempat ini juga memperlihatkan toleransi yang begitu tinggi terhadap mereka yang berbeda agama. Inilah tempat wisata di sunter, taman sari. foto by Seperti yang diketahui jika vihara merupakan tempat ibadah umat budha, tapi karena berguna sebagai tempat wisata, vihara ini tidak segan untuk membangun mushola di kawasan ini. Tempat wisata lain di kota Siantar juga dapat dikunjungi, seperti pasar mangga dua, Tanjung Pinang. Mushola tersebut memiliki ukuran 4×4 meter yang terlihat seperti masjid Demak atau masjid pada umumnya di Jawa. Mushola ini terlihat mencolok dengan dinding berwarna hijau tua. Anda bisa menemukan mushola dengan mudah karena berada di depan vihara. Meskipun tidak begitu besar, mushola ini cukup nyaman digunakan sebagai tempat beribadah. Terdapat tempat wudhu, mukenah, sajadah dan fasilitas lain untuk beribadah. Bagi Anda yang ingin menunaikan sholat, cukup berjalan sekitar 10 meter dari vihara, jadi tidak begitu jauh. foto by Pemandangan khas budaya Budha pasti akan terasa begitu ketara ketika kita masuk ke dalam kawasan ini. Patung yang berukuran cukup besar akan menyapa kita. Bangunan dan desain interior di dalam bangunan ini sungguh mengesankan. Ada juga pondok atau griya di sekitarnya. Kita akan dibuat takjub dengan kebudayaan Budha yang terlihat jelas. Liburan kali ini akan membuat pengetahuan kita bertambah, terlebih dalam hal situs budaya. Anda akan mengetahui budaya dan sejarah terbangunnya vihara, jadi tidak sekedar berlibur saja. Jangan lupa abadikan dengan foto. foto by Satu hal yang seharusnya tertanam setelah berkunjung ke tempat ini adalah tolerani yang bertambah. Tidak seharusnya kita saling bermusuhan hanya karena perbedaan. Justru karena perbedaan inilah yang membuat dunia berwarna, jadi tinggal bagaimana kita bertoleransi. Fasilitas di Vihara Bangunan ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah saja, melainkan juga tempat wisata sehingga harus disediakan fasilitas-fasilitas yang membuat nyaman para pengunjung. Tidak hanya wisatawan lokal, melainkan juga mancanegara yang tertarik untuk berkunjung ke tempat ini. foto by Fasilitas yang bisa Anda nikmati dari vihara ini adalah toilet atau kamar mandi. Kebersihan dari fasilitas ini begitu terjaga dengan baik jadi Anda akan merasa nyaman. Fasilitas nyaman juga disediakan di tempat wisata dari Jawa Barat dan Jawa Tengah, seperti Kebon Raya. Mushola juga dapat Anda temukan, meskipun terletak di kawasan vihara. Jadi, ketika tiba waktunya sholat, Anda tidak perlu berjalan ke luar kawasan untuk menemukan tempat beribadah. Anda tinggal berjalan sekitar 10 meter untuk sampai ke muhola dan menunaikan ibadah shalat. Kegiatan di Vihara foto by Tempat wisata yang sekaligus tempat beribadah umat Budha ini ternyata masih digunakan sebagai tempat peribadatan. Jadi, bagi Anda yang beragama Budha dapat beribadah di tempat ini dengan memanjatkan doa-doa sesuai dengan kepercayaan. Jika Anda ingin berlibur, Anda dapat menyusuri vihara dari berbagai sudut. Kita akan mengetahui beberapa budaya Budha dan kerajaan Majapahit sehingga pengetahuan kita akan bertambah.