Kritikkarya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi dipergunakan juga sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni. Kritik jurnalis adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik melaui media MetodeEstetika Resepsi. Teori estetika resepsi menekankan perhatian utama pada pembaca karya sastra diantara jalinan segitiga: pengarang karya sastra, dan masyarakat pembaca. Sebuah karya sastra bukanlah objek yang berdiri sendiri dan memberikan wajah yang sama kepada tiap-tiap pembaca disetiap periode. Karyaseni lukis yang merupakan hasil kebudayaan, kebudayaan diartikan sebagai keseluruh-an pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai yang dimiliki oleh manusia sebagai mahluk sosial; yang isinya adalah perangkat-perangkat model pengetahuan atau sistem-sistem makna yang terjalin secara menyeluruh dalam simbol-simbol yang ditransmisikan secara historis. Perbedaanberdasarkan pengetahuan yang disajikan terangkum sebagai berikut: Kritik memiliki objek kajian berupa karya itu sendiri, sementara esai memiliki objek kajian berupa karya atau fenomena. Kritik memuat deskripsi karya yang berupa sinopsis atau ringkasan, sementara esai tidak menyajikan sinopsis atau ringkasan obyek/ fenomena yang dibahas. Kritikusseni adalah orang yang melakukan kritik terhadap karya seni orang lain atau dirinya sendiri (self-critic). Idealnya seorang kritikus harus memiliki ketajaman dan sensibilitas Indra,pikiran dan perasaan. Seorang kritikus seni rupa tidak selalu harus seorang perupa ,namun ilmu kesenirupaan harus dimilikinya. TujuanMengapresiasi Seni. Apresiasi terhadap karya seni berarti memberikan penghargaan terhadap kreator seni itu sendiri. Oleh karenanya kegiatan apresiasi terhadap seni juga perlu adanya penegasan terhadap tujuan. Adapun tujuan dari apresiasi terhadap seni ada dua macam yaitu tujuan pokok dan tujuan akhir. a. sebuahkarya. Makna pada karya sastra adalah sebuah proses konkretisasi yang diadakan terus-menerus oleh (lingkungan) pembaca yang susul-menyusul dalam waktu atau berbeda-beda menurut situasinya (Teeuw, 2003:158). Seperti pendapat Vodicka yang menganggap karya seni sebagai artefak, baru menjelma menjadi objek estetik oleh 5 Seorang kritikus harus mampu melawan bias atau simpati terhadap karya seniman tersebut yang dikenalnya secara pribadi. Sebaliknya, mampu pula secara ojektif dan penuh kearifan mengakuo keunggulan seorang seniman, meskipun seniman tersebut berbeda pendapat. Dengan kata lain perbedaan pendapat tidak mempengaruhi penilaian objektif seorang 8eJZJ8. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Untuk menjadi seorang kritikus sastra yang baik, tentu sebaiknya terlebih dahulu memahami pengertian dasar mengenai kritik dan sastra. Kata kritik dalam bahasa Yunani yaitu kritikos yang berati menghakimi, membandingkan, atau menimbang. Kritik merupakan sebuah aktivitas penting yang pekerjaanya hampir serupa seperti peradilan, dimana keduanya memiliki peran untuk membedakan, menanggapi, menganalisis, dan memberikan sebuah penilaian antara yang baik dan pengertian sastra dalam dunia kebahasaan merupakan nilai estetika yang mengutamakan imajinatif, yang mana penggunaan bahasa dalam karya sastra bukan bahasa biasa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui karya sastra seseorang dapat mengutarakan sebab, makna yang bernilai didaktis dan kreatif, yang diutarakan ke dalam media bahasa secara lisan ataupun tulisan. Dapat disimpulkan secara umum kritik sastra adalah pengkajian terhadap karya sastra yang menganalisis dan menjelaskannya agar bisa dipahami dan dinikmati pembaca dan kemudian menjadi menilainya secara objektif. Kritik sastra adalah kajian yang menganalisis sebuah pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan penilaian terhadap karya sastra. Berikut tiga karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang kritikus sastra 1. Berbakat dan Memiliki Perasaan Ketika MengkritikArti berbakat disini yaitu seseorang yang telah mampu dan mengembangkan kemampuan dalam mengkritik. Pada dasarnya sifat kritis adalah kemampuan dasar yang diberikan Tuhan kepada masa kecil, anak-anak yang baru belajar membaca pasti akan selalu bertanya kepada orang tua atau lingkungan sekitarnya mengenai segala sesuatu yang belum dipahami. Aktivitas seperti ini sebenarnya merupakan kebiasaan kritis manusia semasa kebiasaan itu, seorang anak-anak akan terus berkembang dan mendalami sesuatu dengan cermat, menemukan kekurangan yang belum dipahami, merasakan keindahan yang tampak dan tersembunyi, membandingkan persamaan, dan menyadari perbedaan yang tidak kita lihat dengan mudah. Maka dari itu, berkembang atau tidaknya anak-anak dapat berpikir kritis sampai dewasan nanti adalah dukungan dari orang tua dan lingkungan sekitar semasa kecil. Selanjututnya memiliki perasaan ketika mengkritik merupakan hal penting yang tidak boleh dilupakan dan merupakan kemampuan khusus yang membuat seseorang menjadi lebih bijaksana dalam kritikus sastra sedang meneliti sebuah karya sastra, maka kemampuan dalam mengkritiknya harus diikuti oleh sebuah perasaan yang mana perasaan itu juga dapat membedakan antara makna pada sebuah karya sastra. Oleh karena itu, perasaan merupakan karakteristik penting dari seorang kritikus sastra dalam melengkapi kemampuannya dalam mengkritik, sehingga dapat menikmati karya sastra dan membantu pembaca untuk mencicipinya dengan Memiliki Wawasan Kebudayaan dan Pengalaman. 1 2 3 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Ilustrasi menyampaikan kalimat kritikan terhadap sebuah karya. Foto PixabayApa Itu Kritik?Ilustrasi membuat kritik sesuai dengan kaidah kebahasaan. Foto PixabayCiri Kritik yang Baik, Struktur, Kaidah, dan PrinsipnyaIlustrasi menulis kritik sesuai dengan ciri, struktur, dan kaidahnya. Foto PixabayCara Membuat Kalimat KritikanIlustrasi membuat kalimat kritikan. Foto PixabayJenis-Jenis KritikIlustrasi menulis kalimat kritikan. Foto PixabayContoh Kalimat KritikanIlustrasi menyampaikan contoh kalimat kritikan. Foto Pixabay Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Untuk menjadi seorang kritikus sastra yang baik, tentu sebaiknya terlebih dahulu memahami pengertian dasar mengenai kritik dan sastra. Kata kritik dalam bahasa Yunani yaitu kritikos yang berati menghakimi, membandingkan, atau menimbang. Kritik merupakan sebuah aktivitas penting yang pekerjaanya hampir serupa seperti peradilan, dimana keduanya memiliki peran untuk membedakan, menanggapi, menganalisis, dan memberikan sebuah penilaian antara yang baik dan pengertian sastra dalam dunia kebahasaan merupakan nilai estetika yang mengutamakan imajinatif, yang mana penggunaan bahasa dalam karya sastra bukan bahasa biasa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui karya sastra seseorang dapat mengutarakan sebab, makna yang bernilai didaktis dan kreatif, yang diutarakan ke dalam media bahasa secara lisan ataupun tulisan. Dapat disimpulkan secara umum kritik sastra adalah pengkajian terhadap karya sastra yang menganalisis dan menjelaskannya agar bisa dipahami dan dinikmati pembaca dan kemudian menjadi menilainya secara objektif. Kritik sastra adalah kajian yang menganalisis sebuah pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan penilaian terhadap karya sastra. Berikut tiga karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang kritikus sastra 1. Berbakat dan Memiliki Perasaan Ketika MengkritikArti berbakat disini yaitu seseorang yang telah mampu dan mengembangkan kemampuan dalam mengkritik. Pada dasarnya sifat kritis adalah kemampuan dasar yang diberikan Tuhan kepada masa kecil, anak-anak yang baru belajar membaca pasti akan selalu bertanya kepada orang tua atau lingkungan sekitarnya mengenai segala sesuatu yang belum dipahami. Aktivitas seperti ini sebenarnya merupakan kebiasaan kritis manusia semasa kebiasaan itu, seorang anak-anak akan terus berkembang dan mendalami sesuatu dengan cermat, menemukan kekurangan yang belum dipahami, merasakan keindahan yang tampak dan tersembunyi, membandingkan persamaan, dan menyadari perbedaan yang tidak kita lihat dengan mudah. Maka dari itu, berkembang atau tidaknya anak-anak dapat berpikir kritis sampai dewasan nanti adalah dukungan dari orang tua dan lingkungan sekitar semasa kecil. Selanjututnya memiliki perasaan ketika mengkritik merupakan hal penting yang tidak boleh dilupakan dan merupakan kemampuan khusus yang membuat seseorang menjadi lebih bijaksana dalam kritikus sastra sedang meneliti sebuah karya sastra, maka kemampuan dalam mengkritiknya harus diikuti oleh sebuah perasaan yang mana perasaan itu juga dapat membedakan antara makna pada sebuah karya sastra. Oleh karena itu, perasaan merupakan karakteristik penting dari seorang kritikus sastra dalam melengkapi kemampuannya dalam mengkritik, sehingga dapat menikmati karya sastra dan membantu pembaca untuk mencicipinya dengan Memiliki Wawasan Kebudayaan dan penting seorang kritikus sastra yang baik adalah memilik wawasan kebudayaan serta pengalaman yang luas dan beragam, untuk memperoleh keterampilan kritis, sebuah pengalaman merupakan pembeda antara kritikus pemula dan kritikus yang seorang kritikus yang memiliki wawasan yang luas dan beragam, maka penilaian dan kritiknya lebih diterima dan dihargai oleh para penulis dan masyarakat. Kritikus sastra biasanya memperoleh pengalaman dengan membaca secara ekstensif karya-karya kritikus sastra yang lain, lalu hasil bacaanya diaplikasikan ketika mengkritik. Setidaknya ada empat wawasan kebudayaan yang harus dipahami oleh seorang kritikus Wawasan Kebudayaan KritikPenting bagi seorang kritikus sastra mengetahui asal-usul kritik, metode kritik, cara menganalisis teks sastra, dan mampu memberikan sebuah penilaian yang baik dan Wawasan Kebudayaan SastraSeorang kritikus sastra harus mengetahui jenis-jenis karya sastra dan fungsinya. Contoh, jika ingin mengkritisi sebuah puisi maka seorang kritikus harus mengetahui asal-usul puisi, aturan pertunjukan, dan nilai-nilai yang terkandung di Wawasan Kebudayaan RetorikaFungsi wawasan kebudayaan retorika adalah untuk membantu seorang krtitikus sastra dalam memahami kefasihan kata, ungkapan-ungkapan, dan gaya bicara yang digunakan dalam karya sastra baik tulisan ataupun Wawasan Kebudayaan LinguistikDengan memahami kebudayaan linguistik, seorang kritikus sastra akan lebih mudah mengetahui kebenaran frasa, keutuhan kalimat, dan menghindari peyimpangan kaidah kebahasaan yang dapat merusak makna dan keindahan karya Adil dan JujurBerperilaku adil dan jujur sebenarnya merupakan keharusan yang dimiliki oleh orang-orang pada umumnya. Ketika seseorang sedang dihadapkan oleh sebuah hukum, beberapa orang pasti akan ada yang menentang hukum itu jika dirasa tidak adil. Dan seorang kritikus sastra merupakan salah satu yang akan sering ditentang penilaiannya oleh penulis ataupun masyarakat pada karena itu ketika mengkritik sebuah karya sastra, seorang kritikus harus bersikap ramah dalam membangun sebuah komunikasi, menghindari prasangka yang buruk, menghindari fanatisme dan memberikan sebuah penilaian sesuai dengan unsur-unsur atau kriteria dalam sebuah karya sastra dengan penilaian yang jelas dan hak bicara kepada seorang penulis, serta menghindari penyimpangan penilaian agar tidak merusak nama baik penulis karya sastra tersebut. 1 2 3 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya